Ada Cerita di Pasar Papringan

Minggu Pon, 
26 Agustus 2018


"Kehidupan, makin lama harusnya makin sederhana. Dan kompleksitas itu lama kelamaan akan menjadi beban. Saat itu menjadi beban dan membosankan, maka yang terjadi adalah kerusakan. Cara yang paling baik untuk menyelamatkannya adalah mengingatkan tentang rasa kecintaan." -Singgih Susilo Kartono


Dengan senang hati, aku mengajukan permintaan ke aik untuk pergi ke pasar papringan. Dan dengan mantap pula dia mengiyakan, lalu kami berangkat pagi-pagi sekali sekitar pukul setengah empatan dengan motoran. hihihi. Seru sekali~

Perjalanan ke Temanggung alhamdulillah lancar dan menyenangkan,
sepanjang jalan kami disuguhkan pemandangan yang indah-indah, hijau sawah, cerah biru langit, 2 gunung gagah sumbing sindoro, sampai sunrise yang cantik. Kalau kata bang Vincent Van Gogh "...green and yellow fields as far as the eye can see.". Temanggung hening, namun bisa jadi opsi untuk bertempat tinggal dan menghabiskan sisa hidup..

Akhirnya, pukul 07.00 kami sampai di Dsn.Ngadiprono, Ds.Ngadimulyo,
tempat dimana pasar papringan hidup dan riuh. Ohiya, sedikit cerita tentang pasar papringan, sebenarnya pasar ini untuk konservasi tanaman bambu, dimana pohon bambu merupakan penghasil oksigen tertinggi, dan pohon yang memberikan kenyamanan bagi orang didekatnya. Pasar papringan buka setiap Minggu Pon dan Minggu Wage.

Saya salut dan bangga sekali dengan pak Singgih, beliau pelopor pasar papringan ini, sekaligus bapak pemilik maha karya spedagi juga magno.id, karya-karya nya yang sederhana namun selalu memberi dampak hebat bagi orang-orang yang menikmatinya. 

Beliau memilih untuk membesarkan apa yang ada di desa dibanding di kota, membuat kualitas hidup desa menjadi lebih baik lagi, ya seperti pasar papringan yang aku kunjungi ini, kita bisa memperoleh berbagai makanan dan berbagai jajanan ndeso hasil kurasi ibu-ibu rumah tangga yang penghasil utamanya hanya dari bertani, tapi kini mereka bisa memperoleh penghasilan tambahan dengan berjualan di pasar papringan, dan seluruh pemasukan dibalikkin ke warga dan untuk kas desa. Semua warga desa Ngadimulyo punya kerjaan masing-masing, mulai dari jadi tukang parkir, ojek, penjual, penjaga toilet, penukaran uang, sampai kebersihan pasar. Terbukti, di pasar papringan gaada sampah sama sekali, bersih dan segar ~ 
it's time to go to village...



Nah, sebelum kita masuk, kita wajib nukerin mata uang rupiah dengan mata uang pring, pring sendiri artinya bambu, jadi selama kita didalem, bayar apapun ya pakai pring, 1 pring nilai rupiahnya sama dengan 2000 rupiah. Kami menukar uang 40.000 dengan 20 pring. Awalnya kami takut kalau pring ini tidak kepakai, karena merasa kebanyakan, eh ternyata prasangka tadi tidak benar, pring kami habis dan sangat cukup untuk mencicipi berbagai makanan dan minuman. Dengan ini, ngajarin kami buat mindful nuker sesuai kebutuhan dan jangan berlebihan. Karena apa-apa yang berlebihan itu tidak baik, kan?


Ini ada beberapa jepretan dan rekaman suasana pasar papringan,
kalian musti kudu bin wajib harus datang dan rasakan sendiri euforianya, ambience nya. beneran deh, mereka dengan mudahnya membuatku jatuh cinta sama pasar ini. Semoga, lain waktu bisa kesini lagi, ngajak mama papa dan adek2. Aku ingin sekali mereka tau dan merasakan kesenangan ku.










Pasar papringan sungguh bikin hati girang, riang, perut kenyang. 
Apalagi disana kami juga mendapat teman-teman baru, langsung 4 orang, adek-adek cantik kelas 3 dan 4 SD. Ada Anggun, Diva, Almira, dan Nasfah. Semoga mereka tetep inget kami meski hanya bertemu sekitar 15 menitan. Atau nanti pas mereka dah besar, mereka tidak sengaja nemu blog ini, trus nostalgia deh wkwkw. Dan Taraaaaa!!! 
ini dia arsip foto kami bersama mereka..



Segini dulu ya ceritanya, jangan lupa banyakin main, 
kurangin ngeluh, banyakin berkarya, kurangin nyinyir .
hadapi semuanya dengan selo dan sigap. see uwuwuwuwu ~

terakhir deh,
kemanapun perginya, dimanapun tempatnya, asal sama orang yang tepat, segalanya bisa jadi menyenangkan loh~ ehehehe~ terimakasih yang tak ada habisnya untuk aik, karena sudah banyak sekali menemani jalan-jalan, mari kita berkolaborasi, kurang-kurangin berkompeti? siiiiiiiiiiii~ 

CHEEERRRRRSSSSSSS!




Comments

Post a Comment

Terimakasih sudah mau membaca, kalau menulis adalah bagian dari pekerjaan yang baik, aku akan terus menulis sampai titik darah habis. semoga bermanfaat, semoga kalian sehat-sehat !

Popular posts from this blog

13 April 2018

buntu