Kau dan segala cerita ini, adalah igauan yang tak henti-hentinya minta di beri obat penenang. Punggungmu adalah bukit yang saban hari tak kunjung selesai kudaki
sampai aku patah kaki dan kau pura-pura mati. Kepalaku puisi yang tidak pernah mampu membaca tanda baca di matamu. Tanda titik, atau kah tanda jeda yang berkepanjangan tidak pernah ada rumah Peta tidak mengenal alamatmu berkelok, dan terlalu banyak persimpangan Jadi, bagaimana? Kau yang cuma singgah ?
atau Aku yang terlampau sungguh ?

-Amigdala

Comments

Popular posts from this blog

Ada Cerita di Pasar Papringan

13 April 2018

buntu