Kau dan segala cerita ini,
adalah igauan yang tak henti-hentinya minta di beri obat penenang.
Punggungmu adalah bukit yang saban hari tak kunjung selesai kudaki
sampai aku patah kaki dan kau pura-pura mati.
Kepalaku puisi yang tidak pernah mampu membaca tanda baca di matamu.
Tanda titik, atau kah tanda jeda yang berkepanjangan
tidak pernah ada rumah
Peta tidak mengenal alamatmu
berkelok,
dan terlalu banyak persimpangan
Jadi,
bagaimana?
Kau yang cuma singgah ?
atau
Aku yang terlampau sungguh ?
-Amigdala
Comments
Post a Comment
Terimakasih sudah mau membaca, kalau menulis adalah bagian dari pekerjaan yang baik, aku akan terus menulis sampai titik darah habis. semoga bermanfaat, semoga kalian sehat-sehat !