Ketika Bicara Juga Sesulit Diam

2016 is almost over. akhirnya apa yang aku mulai bisa aku selesaikan dengan baik, meski masih banyak sekali "list to do" yang belum terlaksana. 2016 adalah tahun yang menyenangkan, jadi rasanya kalau aku membandingkan dengan tahun2 sebelumnya dan tahun yang akan datang, sebaiknya tak usah. akan sulit. Meski begitu, aku juga sedikit sedih karena di tahun 2016 ini, aku sedikit sekali membaca buku, tidak sesuai dengan target yang aku buat di awal tahun 2016 kemarin. "baca buku dengan 40 judul baru". tapi nyatanya? banyak sekali buku-buku yang aku terlantarkan dengan alasan-alasan nugas, banyak kerjaan, gaada waktu dan sebagainya. semoga 2017 nanti, bisa lebih banyak waktu dengan membaca buku. supaya apa? supaya sehat aja. HAHAHA. 2016 merupakan tahun dimana aku belajar melepaskan banyak hal, belajar untuk tidak menggenggam apapun yang aku suka terlalu erat. 2016 bisa membawa aku menjadi seseorang yang sedikit legowo dan cuek terhadap hal-hal yang tidak penting. me

  Do you know how I see you? As a loved one of course, but more than that as a friend. A deep, intimate friend. Someone whom I can share my thoughts with, my sorrows and tears, my joys and happiness, my wishes, my hopes, my dreams. My yesterdays and tomorrows. My vulnerabillity. To be vulnerable in front you, to have little desire to show something, to be something and just to be me and nothing but me. You are a lover, you are my friend. That for me is more than I can ask for. - B.L kita tidak bisa pernah bohong, atas apa-apa yang hati kita rasakan, bukan? sudah setahun ini, aku banyak belajar darinya, belajar bagaimana kebahagiaan tidak sekedar diukur dengan pencapaian-pencapaian saja. bahagia merupakan spektrum yang luas. bahagia adalah sesuatu yang lebih sederhana dan kadang lebih rumit dari itu. tapi sejauh ini, yang aku rasakan adalah syukur tak terbilang. keingintahuannya yang tinggi untuk mengerti hidup, seni dan musik adalah hal yang membuatku ingin sekali belajar setiap

Pagi tadi dia ngeline aku, terus "create a note" gitu di ruang chat, langsung deh aku baca. abisnya penasaran. dannnnn, huaaaa....isinya bikin senyum-senyum sendiri, terharu, spechless, nano-nano rame rasanya. begini nih : Hai selamat rabu pagii, Kenalkan dia adalah kak Chintara. yang suka membagi cinta tiada tara. Sedikit menyesal kenapa baru bertemu dengan kak Tara baru pas kelas 9. Padahal jarak rumahku dengan rumah kak tara tidak sejauh Surabaya dan Bandung. Ternyata rumah kita dekat. Tapi baru ketemu pas SMA. Ah kak tara, tapi tidak apa, lebih baik dipertemukan daripada tidak sama sekali. Awal tau kak tara cuman sekedar "Oh, itu kak tara" gak sejauh dan sedalam sekarang. Terus jadi kenal, gara gara apa yah? Hmmm terus pokoknya kita jadi kenal lebih deket dan jauh Duh aku tuh bukan orang yang bisa mengingat bagaimana awal aku ketemu seseorang yang ternyata dia part of my life. Jadi aku gabisa cerita gimana awal deket. Yang je